SEBANYAK 15 guru produktif ambil bagian dalam Diklat dalam Jaringan (Daring) “Membuat Batik Tulis’’ yang diselenggarakan Balai Besar Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya. Diklat yang berlangsung 7 sampai 16 September 2020 ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bagian Tata Usaha BBPPMPV Seni dan Budaya Masrukhan Budiyanto, S.H., M.M.
BBPPMPV Seni dan Budaya yang memiliki tugas untuk pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi bidang seni dan budaya melakukan diklat daring ini di antaranya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memproyeksikan membuat batik tulis sebagai dukungan peningkatan performansi dalam pembelajaran terlebih memasuki budaya kenormalan baru (New Normal).
Masrukhan mengatakan Pembelajaran Daring ini diharapkan bisa mempercepat dan lebih memperbanyak lagi peserta didik yang ikut karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu sehingga bagus untuk meningkatkan kompetensi guru khususnya program studi Batik.
“Kita sebagai praktisi pendidikan seni dan budaya harus menjadi pioner dari sisi inovasi dan pengembangan lainnya. Inovasi ini kemudian disampaikan ke peserta didik di sekolah, sehingga mereka nantinya akan siap menjadi pelaku seni dan industri kreatif,” jelas Masrukhan.
Pada masa pandemi Covid-19, BBPPMPV Seni dan Budaya ingin memberikan semangat, dan dukungan kepada tenaga Pendidik untuk tetap produktif walau dalam kondisi Mengajar dari Rumah, dengan memanfaatkan beragam platform sistem pengelolaan pembelajaran berbasis jaringan untuk memberikan keluwesan akses bagi para pendidik dan tenaga kependidikan sehingga semangat merdeka belajar dapat terwujud.
Menghadirkan narasumber Widyaiswara dari keahlian kriya Tekstil diantaranya adalah Ir. Sri Herlina, M.Si. Dra. Wiwik Pudiastuti, M.Sn. dan Dra. Widarwati, M.Sn. peserta secara daring akan diberikan materi seperti Pembuatan Pola pemolaan, pencantingan, pewarnaan Teknik Colet, Nembok/Mopok, Pewarnaan Teknik Celup dan Pelorodan.
Diklat Daring Membuat Batik Tulis merupakan salah satu program yang telah dirancang oleh BBPPMPV Seni dan Budaya, diharapkan dengan menguasai materi dalam diklat ini, guru produktif pada kriya kreatif batik dan tekstil memiliki keleluasaan pandangan tentang membuat batik tulis yang dapat diproyeksikan di dalam proses pembelajaran di kelas.
“Mengapa Batik Tulis?” ujar Wiwik, karena ingin meningkatkan mengembangkan kompetensi guru tentang pembuatan batik tulis dengan mengacu kepada SKKNI dalam satu klaster. (Herlin).