DIKLAT Darmasiswa bagi Mahasiswa asing bidang seni dan budaya resmi ditutup pada 3 Agustus 2020. kegiatan ditutup secara resmi oleh Plt Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya Drs. Joko Sarosa, M.Or. kegiatan berlangsung di ruang pameran, diikuti oleh 10 orang.
Kegiatan Diklat Darmasiswa bagi Mahasiswa asing bidang seni dan budaya mulai berlangsung pada 2 September 2019 lalu, namun dengan adanya pandemi Covid 19 maka 6 peserta harus pulang lebih awal. “Namun masing-masing peserta sudah berhasil membuat beberapa karya batik,” ujar Sub Koordinator Falisitasi Peningkatan Kompetensi Noor Widijantoro, M.Pd. dalam laporan penutupannya.
Ditambahkan Noor Widijantoro, sebanyak 10 orang yang ikut diklat darmasiswa mengawali kegiatan dengan orientasi pengenalan seni budaya Indonsia secara umum. Kemudian dilanjutkan dengan materi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dapat digunakan untuk berbicara dalam pergaulan hidup sehari-hari tandas Noor.
Peserta darmasiswa tahun 2019 mengambil bidang keahlian seni karawitan dan seni batik, selain mendalami seni karawitan dan batik, masing-masing peserta diberikan materi tambahan yaitu belajar seni tari dan belajar kriya keramik.
Tidak hanya melakukan kegiatan di studio saja, peserta pun diajak untuk melakukan kunjungan ke industri batik di Klaten dan ke kelompok seni karawitan di bantul. Kegiatan tersebut sudah berjalan sebelum pandemi covid 19.
Namun dengan adanya pandemi covid 19 maka materi yang diberikan khususnya batik dilaksanakan secara daring. Meskipun dilakukan secara daring namun tidak menghilangkan rasa kreatifitas dari peserta, ini terbukti dengan hasil karya yang mampu dihasilkan di antaranya berupa scarf, syal, selendang, bahan sandang dan hiasan dinding.
Sementara untuk peserta darmasiswa yang mengambil keahlian karawitan mampu menguasai gending lancaran, gending landran, dan instrumen kendang kalih, kendang batangan dan gender barung.
Seperti yang dikatakan oleh William James Lone salah satu peserta darmasiswa keahlian karawitan mengatakan rasa terima kasihnya telah diberikan ilmu, terlebih seputar karawitan, yang semula tidak tau apa itu gendang, akhirnya belajar dan mampu menguasai dengan bimbingan para pengajar
Begitu pula kesan yang disampaikan oleh Petra Kovacec peserta dari keahlian seni batik yang berasal dari Slovenia mengatakan bahwa dengan seni batik, dirinya lebih mengetahui tentang Indonesia terlebih pakaian tradisional Indonesia. (Herlin)