Rakor yang melibatkan 40 DUDI tersebut dibuka Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya Dr. Sarjilah, M.Pd. Rakor yang juga diikuti para Kaprodi di BBPPMPV Seni dan Budaya ini, menghadirkan nara sumber di antaranya Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Ditjen Vokasi secara Daring dan dari Kantor Pajak Pertama Sleman.
“Rakor ini bertujuan menyamakan persepsi konsep link and match dan urgensinya. Disamping untuk penyusunan dan penandatangan naskah kerja sama,” ungkap Sarjilah dalam sambutan pembukaan.
Menurutnya, keselarasan antara Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Ditjen Vokasi untuk bekerjasama dengan DUDI merupakan langkah awal dalam mewujudkan program link and match, dimana pendidikan SMK tidak tercerabut dari dunia realitas. “Maka pada kesempatan ini BBPPMPV Seni dan Budaya mengundang para pakar pada bidangnya yakni mitra-mitra dari DUDI untuk bekerjasama guna meningkatan kompetensi guru bidang seni dan budaya yang menjadi tanggung jawab kami,” jelasnya.
Ditambahkan Sarjilah, tujuan pendidikan SMK agar lulusannya nantinya benar-benar bisa terserap di dunia kerja dan memiliki ketrampilan serta karakter sesuai yang diharapkan dunia kerja. Sehingga perlu kerja sama antara dunia pendidikan dengan DUDI.
“Tujuan pendidikan nasional akan tercapai apabila semua komponen turut ambil bagian. Siapa lagi yang akan memikirkan kemajuan pendidikan nasional, jika bukan kita semua. Jika ikut ambil bagian maka akan menjadi torehan emas bahwa DUDI turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Mari kita yakini apa yang kita lakukan ini bukan hal yang sia-sia,” imbuhnya.
“Semoga ini akan memberikan warna baru pada pendidikan vokasi khususnya bidan seni dan budaya. Kami berharap output dari Rakor ini akan ada persamaan persepsi yang dituangkan dalam MoU yang memberikan kemanfaatan bagi kemajuan pendidikan nasional. Mari kita sukseskan program link and match ini,” pungkas Sarjilah.
Program link and match itu pun mendapat sambutan positif para peserta Rakor dari DUDI. “Link and match ini adalah kebutuhan yang memang benar-bener sudah seharusnya dilaksanakan karena perubahan dan perkembangan industri begitu cepat dan guru SMK harus bisa mengikutinya. Contohnya di bidang fotografi, alat dan kebutuhan berubah terus seriring dengan perkembangan teknologi,” beber Johnny Hendarta dari DUDI bidang fotografi.
Hal senada diungkapkan Priyo Salim dari DUDI bidang Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan yang melihat saat ini antara kualitas lulusan SMK dan kebutuhan industri masih ada gap. “Untuk itu program link and match ini dibutuhkan agar guru mempunyai kesempatan untuk mengenal lebih jauh tentang DUDI yang kemudian ditularkan kepada anak didiknya. Link and match merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi,” tandasnya.
Sedangkan Insan Kamil dari DUDI multimedia menilai program link and match sungguh luar biasa karena menghadirkan DUDI untuk membantu menyiapkan lulusan SMK yang benar-benar bisa terserap di dunia kerja. “Dengan melibatkan DUDI maka ilmu dan ketrampilan yang didapat para lulusan SMK bisa langsung diterapkan di dunia industri. Mereka akan mendapat bekal yang bisa memberikan nilai tambah terhadap profesi yang dijalani,” ungkapnya.
Dewi Listyaningrum dari Sanggar Tari Kembang Sakura menilai link and match merupakan program bagus yang melibatkan DUDI dalam menyiapkan lulusan SMK agar siap menatap dunia kerja. “Kami pun siap dilibatkan untuk penyusunan kurikulum di SMK yang juga akan memberikan pengalaman tersendiri bagi kami,” terangnya.
2025 Pasti WBBM