Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya Dr Sarjilah MPd sebagai penangungjawab kegiatan menjelaskan, PPJ tahun ini diselenggarakan dengan format bauran (luring dan daring). Rangkaian kegiatan yang dimulai sejak 2 Mei itu terdiri dari Ziarah ke Makam Ki Hajar Dewantara, Webinar, Talk show, Sosialisasi Kemah Budaya, Jelajah DUDI, pemutaran dan diskusi Film-film Pendek, Pameran serta Pementasan yang dilaksanakan secara blended (daring dan luring).
UPT dengan jumlah viewers terbanyak pertama adalah BPCB DIY dengan jumlah total 47. 822 dan yang kedua BBPPMPV Seni dan Budaya dengan jumlah total 26.277. UPT dengan jumlah peserta terbanyak pertama yang mengikuti Webinar adalah LPMP DIY dengan jumlah total 3174 orang dan yang kedua BPMPRK dengan jumlah total 3031 orang.
Adapun 11 UPT sebagai penyelenggara PPJ tersebut terdiri dari, BBPPMPV Seni dan Budaya, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika, LPMP DIY, Museum Benteng Vredeburg, Balai Bahasa, Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMPRPK), Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Balai Arkeologi, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB), BP-PAUD dan DIKMAS dan SEAMEO QITEP in Mathematics.
Didik Wardaya memberikan apresisasi positif terhadap pelaksanaan PPJ yang merupakan hasil kolaborasi dai 11 UPT tersebut. “Ini menjadi salah satu bentuk implementasi orientasi ke depan bahwa tuntutan kompetensi itu harus memiliki kreativitas yang tinggi, komunikasi, kolaborasi serta berpikir kritis,” ujarnya.
Ketika bebicara tentang Merdeka Belajar yang kemudian dikembangkan dalam tema Hardiknas 2001 ‘Serentar Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar’, lanjut Didik, masih punya ‘PR’ dan isu yang sama untuk dijawab bersama.
“Jadi kita masih bisa ‘PR’ bagaimana menjawab isu perluasasan akses pemerataan kesempatan dalam hal pendidikan termasuk di DIY. Kita harus meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan kesempatan pendidikan. Ini bisa diukur dari Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar,” bebernya.
Masih menurut Didik, ketika angka partisipasi sudah cukup baik, ada ‘PR’ berikutnya, yakni peningkatan mutu. Dalam konsep Merdeka Belajar, bagaimana kualitas pedidikan itu bisa merata untuk semua daerah. “Kita punya tugas bagaimana berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu secara merata. Jangan hanya berpusat pada titik keramian saja atau di kota saja, Tapi bagaimana kita bisa memulai dari wilayah yang paling jauh atau terpinggir. Sehingga kami kemarin dengan teman-teman dinas pendidikan kabupaten dan kota mengajukan secara kesepakata bersama di dalam mengembangkan sekolah penggerak itu kita memulai dari Gunungkidul,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu Didik juga menginformasikan, mulai Senin pada minggu ketiga Juli tahun ini, diharapkan semua sekolah di DIY sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka. Namun masih terbatas, tidak meniadakan pembelajaran jarak jauh dan menerapkan protokol kesehatan yang maksimal. Saat ini pun sudah dimulai pembelajaran tatap muka terbatas, dimulai dari SMA/SMK dengan uji percontohan.
Penutupan kegiatan PPJ ke-4 dimeriahkan tari dari SMP Muhammadiyan 7 Yogya dan Pantomim SD Muhammadiyah Pakel dan diakhiri dengan menyanyikan lagu Kemesraan. (Herlin).