Kebijakan program terkini pemerintah dan implementasinya pada sekolah menengah kejuruan dapat lebih tersosialisasikan menjadi tujuan terselenggaranya Diklat Manajerial Peningkatan Kompetensi Kepala SMK Pusat Keunggulan Angkatan 1, Hotel Platinum Jimbaran Bali, Minggu-Jumat (26-31/5/24).
Menghadirkan peserta Kepala SMK Pusat Keunggulan di wilayah propinsi DIY, Jawa Tengah, dan Bali sebanyak 76 orang, kegiatan ini telah dibuka secara resmi oleh Plt Direktur SMK Kemendikbudristek Dr. Wardani Sugiyanto.
Pada laporan pelaksanaan kegiatan Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya Dr. Dra. Sarjilah, M.Pd., mengatakan model Kompetensi Kepala Sekolah yang baru, memuat salah satunya kompetensi Kepribadian yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan instrumen pemetaan kompetensi kepala sekolah, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kompetensi kepala sekolah.
“SMK PK didorong untuk terus meningkatkan diri seiring dengan dilakukannya peningkatan kompetensi bagi kepala sekolah pada SMK Pusat Keunggulan dan kepala sekolah penggerak di sekolah-sekolah umum” Ujar Sarjilah.
Sementara itu Wardhani pada materi Kebijakan Direktorat SMK dalam Kepemimpinan Kepala SMK PK dalam Membangun Keunggulan mengungkapkan bahwa kemampuan Kognitif, manajemen diri, kemahiran teknologi serta ketrampilan interpersonal menjadi Businesess Top 10 Skill Priorities for 2027.
Selama 6 hari peserta dibekali dengan materi umum, pokok dan materi penunjang. Dimana masing-masing materi menghadirkan narasumber baik eksternal maupun internal, seperti dari International Association Public Participation Dietra Anandani, S.E., M.M., CPC., NLP dengan materi mindset change, dimana pada materi ini memberikan pemahaman tentang pola pikir bertumbuh yang memandang persoalan atau problem dari sisi positif, sehingga mampu mengubah pemikiran, menumbuhkan optimisme, dan membawa kesadaran akan potensi diri.
Sementara Widyaiswara BBPPMPV Seni dan Budaya R Haryadi Purnomo, S.T., M.Si. dan Digna Sjamsiar, M.Pd.B.Ing memberikan materi Coaching pada Supervisi Akademik, dimana memberikan pemahaman tentang paradigma berpikir coaching yang dikaitkan dengan supervisi akademik.
Terbagi menjadi 4 kelas, peserta terlihat antusias dalam mengikuti materi-materi yang diberikan oleh narasumber. (Herlin).