25 Mei 2025, Ming

Upskilling dan Reskilling PTK, Mendikdasmen Harapkan Lulusan SMK Kuasai Technical Skill, Soft Skill, dan Mindset Bertumbuh

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti membuka kegiatan Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi yang dilaksanakan oleh 7 Balai/Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (B/BBPPMPV) secara serentak pada Senin (22/04/25). Pembukaan secara serentak tersebut dilaksanakan di BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata, bersamaan dengan penyelenggaraan kegiatan Peningkatan Kompetensi serta Panen Hasil Inovasi Guru SMK dan Instruktur LKP.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, S.Sos., M.Ed., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan, “Program peningkatan dan penyelarasan bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), yang sebelumnya dikenal dengan Upskilling dan Reskilling menjadi bagian penting dari upaya mewujudkan pendidikan bermutu bagi semua, karena pendidik vokasi memiliki peran penting dan strategis dalam pembelajaran di sekolah dan LKP dalam mengembangkan potensi peserta didik.”

Lebih lanjut, Tatang menekankan pentingnya mengupayakan pengembangan kompetensi PTK sesuai perkembangan teknologi, terutama coding, dan artificial intelligence. Di samping kompetensi yang berhubungan dengan teknologi, PTK juga perlu memahami dan menguasai pembalajaran mendalam.

Kegiatan Upskilling dan Reskilling yang sedang berjalan serentak di 7 B/BBPPMPV melibatkan 1.214 guru SMK dan 246 instruktur dan widyaiswara. Pada tahun 2025 ini, ditargetkan sebanyak 7.200 PTK dapat mengikuti Upskilling dan Reskilling menggunakan sistem hybrid/blended learning.

Tatang juga berpesan agar pelatihan ini dapat dikembangkan di daerah masing-masing dengan menjalin kerja sama dengan widyaiswara dan industri. Hal ini perlu dilakukan agar pelatihan tetap dapat berjalan optimal dan tetap selaras dengan kebijakan efisiensi anggaran yang tengah berlaku. Dengan adanya skema pelatihan seperti ini, diharapkan biaya transportasi peserta yang biasanya membutuhkan biaya cukup besar dapat diminimalisir.

Mendikdasmen, Abdul Mu’ti pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa yang perlu didorong oleh seluruh pihak bersama-sama saat ini adalah bagaimana lulusan SMK dapat beriwausaha. Abdul Mu’ti juga menekankan pentingnya penguasaan soft skill oleh peserta didik. “Selain kemampuan teknis (technical skill), anak didik kita juga perlu menguasai soft skill. Soft skill ini memungkinkan murid kita untuk melakukan transformasi keterampilan yang dimiliki untuk berbagai macam hal yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan zaman,” jelasnya.

Beberapa keterampilan yang menurut Abdul Mu’ti juga diperlukan oleh lulusan SMK sesuai World Economic Forum meliputi 1) berpikir kritis, 2) kreativitas, 3) kolaborasi, 4) komunikasi, 5) pemecahan masalah kompleks, 6) kemampuan beradaptasi, 7) cognitive flexibility, dan 8) negosiasi.

Di samping penguasaan berbagai keterampilan tersebut, Abdul Mu’ti juga mengharapkan agar peserta didik juga diajarkan untuk memiliki pola pikir bertumbuh (growth mindset). Dengan growth mindset ini, mereka akan memiliki pola pikir mereka bisa melakukan apa saja, baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Mereka akan selalu melihat adanya kesempatan. “Growth mindset ini perlu dibangun agar mereka tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi berani berwirausaha dengan keterampilan yang mereka miliki,” terang Abdul Mu’ti.

Abdul Mu’ti meyakini bahwa jika lulusan SMK dapat menguasai ketiga hal tersebut, baik technical skill, soft skill, dan growth mindset, mereka akan dapat meraih kehidupan dan penghidupan yang layak dan sejahtera di masa depan.

Sebelum menutup sambutannya, Abdul Mu’ti juga menyampaikan, “Ke depannya, peserta didik SMK saat lulus tidak hanya akan memiliki ijazah tetapi juga memiliki berbagai sertifikat yang dapat menunjukkan kemampuan siswa sehingga dapat meningkatkan peluang mereka untuk bekerja.” (Nan)

By Vesca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *