Dalam rangka mendukung tercapainya predikat Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di tahun 2025, sebanyak 31 anggota Tim Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya melakukan kunjungan studi tiru ke BBPPMPV Bidang Mesin dan Teknik Industri (BMTI). Kunjungan tersebut dilakukan pada Selasa (24/06/25) di BBPPMPV BMTI yang berlokasi di Kota Cimahi. Kunjungan tersebut dilakukan untuk menyerap praktik baik pembangunan ZI WBBM dari BBPPMPV BMTI yang sudah berhasil meraih ZI WBBM pada tahun 2024 lalu.
Dr. Dra. Gusyanti, M.Pd. selaku Ketua Area Penguatan Tatalaksana pada Tim RBI BBPPMPV Seni dan Budaya yang mewakili Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya mengungkapkan, “Pada kesempatan ini, kami sangat berharap tim kami akan mendapatkan banyak hal yang bisa membantu kami agar ZI WBBM di instansi dapat benar-benar terwujud. Kami berharap tim kami dapat belajar banyak dari pengalaman yang sudah dilalui oleh BMTI dalam mengusahakan pencapaian ZI WBBM.”
Ipan Ilmansyah Hidayat, S.E., Ketua Tim RBI BBPPMPV BMTI yang mewakili Kepala BBPPMPV BMTI yang berhalangan hadir dalam menyambut rombongan menyatakan kesiapannya dalam membagikan praktik baik pembangunan ZI WBBM yang dilakukan oleh BMTI. Ipan menyampaikan, “Kami juga terbuka jika teman-teman dari Seni Budaya ingin mereplikasi apa yang sudah kami buat. Silakan replikasi, nanti tinggal disesuaikan saja dengan Seni Budaya.”
BBPPMPV BMTI merupakan satu-satunya unit kerja yang meraih predikat ZI WBBM di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2024. Ipan menjelaskan, “Ada 6 hal yang menjadi praktik baik di kami. Pertama, fokus ke pengungkit no. 1, Manajemen Perubahan, dan no. 5, Penguatan Pengawasan. Kedua, melaksanakan rekomendasi lembar kerja evaluasi (LKE) tahun sebelumnya dari Tim Penilai Nasional (TPN). Ketiga, Fokus pada 10 pendalaman LKE. Keempat, memahami organisasi dan tata kerja (OTK) dan merumuskan inovasi yang harus dibuat. Kelima, adanya keterlibatan semua pegawai di setiap unit kerja tentang pembangunan ZI WBBM. Terakhir, melakukan pembenahan fisik dan persiapan untuk kunjungan TPN.”
Terkait pendalaman LKE ZI WBBM, Ipan menjelaskan bahwa ia dan timnya fokus menyiapkan narasi jawaban LKE untuk 10 hal berikut, yaitu: 1) rencana aksi, target prioritas, dan monitoring dan evaluasi; 2) akuntabilitas kinerja; 3) meningkatnya capaian kinerja; 4) kerangka logis kinerja; 5) pengendalian gratifikasi; 6) penilaian resiko dan rencana pengendalian; 7) penanganan pengaduan masyarakat dan layanan, 8) benturan kepentingan; 9) Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)/Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN); dan 10) inovasi pelayanan publik. Dari 10 hal tersebut, poin 1 terkait dengan Manajemen Perubahan, poin 2 s.d. 4 terkait dengan Penguatan Akuntabilitas, poin 5 s.d. 9 terkait dengan Penguatan Pengawasan, sedangkan poin 10 terkait dengan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Ipan juga menerangkan salah satu hal penting yang harus dilakukan satuan kerja dalam pembangunan ZI WBBM adalah menentukan prioritas pembangunan dan roadmap pembangunan ZI WBBM dari tahun ke tahunnya. Selain itu, inovasi juga merupakan kunci kesuksesan dalam meraih ZI WBBM. BMTI sendiri mengajukan 6 inovasi dalam penilaian, yaitu SINTESA, Learning Station, Galeri Kejuruan, Mesin Mutu, STPP, dan SIAP.
Aplikasi Layanan Terpadu Satu Akses (SINTESA) merupakan aplikasi untuk melihat pengukuran capaian kinerja BMTI secara real time. Learning station merupakan inovasi percepatan peningkatan kompetensi guru kejuruan dengan memberdayakan SMK sebagai Pusat Belajar. Galeri Kejuruan adalah platform pembelajaran virtual untuk mempercepat peningkatan kompetensi guru kejuruan dan memperluas cakupan. Mesin Mutu merupakan aplikasi terintegrasi untuk melihat capaian dan sebaran peningkatan mutu satuan pendidikan. Sistem Terintegrasi Pengendalian dan Pengawasan (STPP) adalah sistem terintegrasi pemantauan layanan pelanggan dan pengaduan baik internal maupun eksternal. Terakhir, Sistem Informasi dan Administrasi Kepegawaian (SIAP) merupakan sistem untuk mengukur kinerja pegawai secara terintegrasi. Keenam inovasi ini dikembangkan oleh BMTI untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Aplikasi SINTESA sendiri terbukti dapat menghemat efisiensi belanja barang hingga 2,4 Milyar dalam 3 tahun.
Terakhir, Ipan menyampaikan dalam penilaian ZI WBBM oleh TPN, Kepala Balai memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan penilaian. “Tim RBI bisa mengupayakan hanya sampai 50% untuk ZI WBBM, itu termasuk persiapan, pengumpulan data dan bukti dukung, serta bahan atau video untuk dipaparkan. 50% sisanya ada pada Kepala Balai. Maka sangat penting sekali Kepala Balai benar-benar memahami pembangunan ZI WBBM di unit kerja dan dapat menyampaikannya secara jelas kepada TPN,” pungkasnya. (Nan)