8 Jul 2025, Sel

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.A. lakukan kunjungan ke Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPPMPV) Seni dan Budaya pada Jumat (04/07/25). Kunjungan tersebut merupakan rangkaian dari agenda Wamendikdasmen di Daerah Istimewa (D.I.) Yogyakarta, setelah sebelumnya menghadiri kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kesiapan Penerimaan Program Bantuan Digitalisasi Pembelajaran Tahun 2025 dan Evaluasi Implementasi Permendikbudristek No.47 Tahun 2023. Pada kunjungan di BBPPMPV Seni dan Budaya, Wamendikdasmen berkesempatan untuk bertemu dengan perwakilan seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikdasmen DIY dan melakukan penguatan pegawai UPT di Auditorium Saraswati BBPPMPV Seni dan Budaya.

Pada kegiatan tersebut, hadir Kepala Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) DIY beserta perwakilan pegawai, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY beserta perwakilan pegawai, Kepala Balai Bahasa DIY, dan Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya beserta seluruh pegawai. Masrukhan Budiyanto, S.H., M.M. selaku tuan rumah kegiatan menyambut langsung dan menyampaikan harapannya agar setelah dilakukannya penguatan ini, kapasitas, kapabilitas, dan kompetensi pegawai UPT dapat menjadi lebih kuat dan dapat menjalankan program-program prioritas nasional secara maksimal.

Mengawali pembicaraannya, Wamendikdasmen menyebutkan UPT merupakan jembatan komunikasi kementerian kepada masyarakat yang diharapkan dapat membantu mengonfirmasi atau mengklarifikasi jika ada isu-isu pendidikan yang masih simpang siur. Menurut Fajar Riza, tantangan yang ada saat ini yaitu masyarakat cenderung cepat mempercayai berita-berita yang ada di media sosial dan kurang mempercayai berita yang berasal dari sumber resmi, termasuk dari institusi pemerintahan.

“Untuk menghadapi ini, kita harus mampu memberikan informasi terkait program dan kebijakan Kemendikdasmen secara akurat, proporsional, dan tepat minimal kepada keluarga dan masyarakat sekitar,” ungkap Fajar Riza. Ia juga menyampaikan pentingnya bagi setiap pegawai secara individu untuk dapat proaktif menyebarkan informasi-informasi tersebut melalui media sosial masing-masing. Dengan dilakukannya hal ini, diharapkan tidak ada lagi kesimpangsiuran mengenai kebijakan Kemendikdasmen dan terjadinya netralisasi dari opini-opini yang mendistorsi kebijakan.

Fajar Riza sempat menyebutkan mengenai isu yang saat ini tengah meluas dan menjadi pembicaraan hangat di masyarakat mengenai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sekolah gratis. Putusan ini memicu berbagai isu di masyarakat, salah satunya yaitu penggratisan sekolah swasta. Menanggapi isu ini, ia menyampaikan bahwa saat ini hal ini masih dalam proses pembahasan dan penyusunan kebijakan. Ia menjelaskan nantinya sekolah swasta akan dibagi dalam kategori-kategori yang akan menentukan bagaimana pembiayaan operasionalnya. Salah satu kategori akan memungkinkan sekolah swasta untuk beroperasi penuh secara mandiri, melalui pembiayaan dari orang tua murid.

Lebih lanjut, Fajar Riza menjelaskan, “Jantung dari kebijakan adalah pelaksanaannya. UPT berperan vital pada bagian pelaksanaan ini karena UPT lah yang memastikan apakah kebijakan terimplementasi secara baik. Jika ada perbedaan di tiap daerah karena karakteristik masing-masing daerah, UPT yang membantu menerjemahkannya sehingga dapat diterima tanpa mengubah substansi kebijakan.”

Wamendikdasmen juga menyebutkan pentingnya cara kerja multidisiplin/lintas sektoral sebagai instansi di Kemendikdasmen terkait beberapa program prioritas kementerian. Tujuan dari cara kerja ini, terutama dalam menyampaikan informasi ke publik, adalah untuk menjaga kepercayaan publik. “Kepercayaan publik adalah currency/mata uang dalam birokrasi, bagi instansi pemerintah. Tanpa kepercayaan publik, fungsi kita tidak akan terlihat dan relevansi kita menjadi berkurang,” ia menegaskan.

“Kami mohon bantuan dari teman-teman UPT agar kebijakan yang sudah jadi keputusan bisa dikawal, difasilitasi, dan didampingi di tingkat masyarakat dan satuan pendidikan. Harapannya agar pendidikan yang bermutu dan berkualitas dapat benar-benar menjadi hak semua orang, tidak lagi ada diskriminasi,” pesan Fajar Riza sebelum mengakhiri pembicaraannya. (Nan)

By Vesca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *