DIREKTUR Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, S.T, M.Sc, Ph.D berharap Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) bisa menjadi ‘mak comblang’ pernikahan massal SMK dengan industri. Disamping ikut mengembangkan kualitas SDM, terutama guru dan kepala sekolah SMK, serta membantu mengembangkan kualitas instruktur untuk kursus dan pelatihan.
Hal tersebut diungkapkan Wikan Sakarinto dalam Sarasehan Refleksi 30 tahun PPPG Kesenian/PPPPTK Seni dan Budaya menuju BBPPMPV Seni dan Budaya bertema ‘Menyelaraskan Irama dalam Mengemban Amanah Baru’ yang diselenggarakan di Gedung Saraswati BBPPMPV Seni dan Budaya pada 14 Agustus 2020.
Sarasehan menghadirkan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto ST MSc PhD sebagai keynote speaker dengan nara sumber mantan Kepala PPPPTK Seni dan Budaya Drs Muhadjir MA, mantan widyaiswara senior PPPPTK Seni dan Budaya Sumarsono dan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Disdikpora DIY Dra Isti Triasih dan Dr Sarjilah dengan moderator Drs Rahayu Windarto MM. Sebelumnya diawali sambutan Staf Ahli Bupati Sleman Bidang Kesejahteraan Rakyat Dr Suci Iriani Sinuraya MSi MM.
Sebelum sarasehan, Wikan Sakarinto didampingi Direktur PSMK Dr. Bakrun, M.M meresmikan Renovasi Bangunan tahun 2019 PPPPTK/BBPPMPV Seni dan Budaya dengan menandatangani prasasti. Wikan dan Bakrun juga menyempatkan senam tari Gugur Gunung bersama karyawan dan karyawati BBPPMPV Seni dan Budaya.
Selain diikuti peserta internal dari BBPPMV Seni dan Budaya, sarasehan juga menghadirkan, kepala-kepala UPT Kemendikbud DIY dan para mantan pejabat PPPG Kesenian/PPPPTK Seni dan Budaya, para kepala BBPPMPV secara virtual serta tamu undangan lainnya.
Lebih lanjut Wikan menyatakan, pengembangan vokasi basiknya adalan link and match yang sebenarnya sudah ada sejak lama. Hanya saja belum maksimal sehingga kerjasama selesai sebatas tandatangan dalam kertas MoU. “Kali ini benar-benar link and match sehingga level ibarat berhubungan itu sampai menikah. Jadi kalau MoU saja, kenalan saja, itu belum link and match,” tegasnya.
Link and match itu minimal meliputi 5 paket, yakni kurikulum dibuat bersama industri, dalam hal ini harus ada keterlibatan guru tamu dari Industri minimal 50 jam per semester per prodi. Pengajar harus orang-orang tangguh di lapangan, bukan hanya guru saja. Praktik kerja industri juga dirancang sejak awal, kemudian sertifikat kompetensi yang diakui industri dan dunia kerja. “Kelima setelah lulusan kompeten itu pertanyaannya harus aku bisa apa bukan aku sudah belajar apa. Kalau aku belajar apa itu hanya mengandalkan ijasah. Di sini perlu komitmen bagaimana industri menyerap SDM,” terangnya.
Tahun 2020 ini, Ditjen Pendidikan Vokasi menyiapkan anggaran Rp 3,5 triliun untuk mendorong program pernikahan massal sekolah vokasi dengan industri. “Secara keseluruhan anggaran Ditjen Pendidikan Vokasi tahun ini Rp 6 triliun, tapi khusus untuk menikahkan ini total ada Rp 3,5 triliun. Sisannya untuk operasional, pembangunan dan sebagainya,” paparnya.
Sedangkan Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya Dr. Drs. Sarjilah, M.Pd menjelaskan, bersamaan dengan momentum perubahan nama dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Seni dan Budaya menjadi BBPPMPV Seni dan Budaya yang sekarang berada di bawah Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbud, UPT ini siap kembali ke khittah guna meningkatkan kompetensi guru-guru SMK Seni dan Budaya.
“Tujuan sarasehan ini untuk memperoleh berbagai masukan tentang pengelolaan dan pengembangan lembaga sebagai referensi dalam menyusun strategi pengembangan dan pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga. Kami mendapat banyak masukan, termasuk dari para senior dalam pendidikan seni dan budaya agar lembaga ini kembali ke khittah,” ujar Sarjilah.
Sarjilah pun menandaskan lembaga yang dipimpinannya siap mengoptimalkan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung program Ditjen Pendidikan Vokasi dalam melakukan ‘pernihahan massal’ antara SMK dengan industri. “Tugas kami menyiapkan SDM yang unggul dan menjadi jembatan antara SMK dengan Industri dalam melakukan ‘pernikahan massal’ ini,” ujarnya. (Janu)
Report