BBPPMPV Seni dan Budaya Bina 8 SMK Ciptakan Produk Inobel

Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya memiliki peran vital dalam meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan untuk menumbuhkan Inovasi Pembelajaran (Inobel) dan memfasilitasi berkembangnya pembelajaran inovatif dalam bidang vokasi terkait seni dan budaya.

Vesca
Dilihat Sebanyak : 34
Bagikan :

Untuk menjalankan peran tersebut, BBPPMPV Seni dan Budaya melakukan pembinaan pengembangan teaching factory (TEFA) dan pengembangan produk dengan delapan sekolah menengah kejuruan (SMK). Dari delapan sekolah tersebut, 4 sekolah menghasilkan TEFA dan 4 sekolah lainnya menghasilkan produk kreatif. 

Guna mengapresiasi dan memberikan umpan balik terhadap karya inovasi pembelajaran yang dihasilkan oleh delapan sekolah binaan BBPPMPV Seni dan Budaya, digelar lokakarya dengan tema “Guru SMK Berkarya, Menginspirasi, dan Menggerakkan Pendidikan Vokasi”. Lokakarya yang diselenggarakan Senin (25/11/24) di Auditorium Saraswasi BBPPMPV Seni dan Budaya menghadirkan perwakilan dari delapan sekolah binaan untuk memperkenalkan hasil model inovasi pembelajaran yang telah dibuat kepada publik. 

Pada kesempatan tersebut, SMK Putera Nusantara, Majalengka menjadi sekolah pertama yang menyajikan hasil TEFA yaitu Rampak Perkusi. Rampak Perkusi ini dipilih sebagai pengembangan TEFA berdasarkan analisi pasar khususnya di Kab. Majalengka yang cenderung menyukai kesenian pertunjukan Rampak Perkusi yang populer di Bandung.

SMK Negeri 3 Kasihan, Bantul menampilkan rintisan pengembangan TEFA dari konsentrasi keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV) berupa pembuatan sablon. Sekolah juga sudah mengambil inisiatif melindungi desain siswa dengan mendaftarkan hak kekayaan intelektual (HAKI)-nya.

SMK Muhammadiyah Ponjong, Gunungkidul menyuguhkan produk hasil rintisan TEFA konsentrasi keahlian Desain dan Produksi Kriya berupa meja kursi karakter untuk pendidikan anak usia dini (PAUD). Pemilihan ini didorong oleh pengamatan bahwa produk pembelajaran dan sarana prasarana di PAUD cenderung memiliki bentuk kotak dan dianggap kurang menarik. Pemanfaatan produk ini dalam kegiatan pembelajaran PAUD diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar siswa.

Pengembangan TEFA terakhir disampaikan oleh SMK Negeri 3 Batu, Jawa Timur. Sekolah tersebut menampilkan TEFA berupa pemanfaatan Intelectual Property (IP) maskot "SI ENO". SI ENO sendiri berasal dari motto sekolah, yaitu “Confidemus Nisi Optimum” (SI ENO) dan didesain sebagai maskot sekolah berbentuk robot. TEFA SI ENO melibatkan semua jurusan seni kreatif di sekolah (seperti Animasi dan DKV) mulai dari perancangan desain maskot hingga penggunaannya pada merchandise dan karya visual sekolah.

Selain hasil pengembangan TEFA, ditampilkan pula produk kreatif dari empat sekolah binaan. Sekolah pertama, SMK Negeri 2 Adiwerna menampilkan produk kreatif Ecotik, yang merupakan kombinasi dari ecoprint dan batik dan merupakan hasil karya dari konsentrasi keahlian Kriya Kreatif Batik dan Tekstil. Pembuatan produk kreatif Ecotik ini dilatarbelakangi oleh kebijakan Pemerintah Daerah Kab. Tegal yang menetapkan penggunaan batik (ciprat) sebagai pakaian dinas. Ecotik menghasilkan variasi batik dengan sentuhan alam (ecoprint) yang dapat menjadi pilihan batik bagi pegawai publik dan masyarakat umum.

Produk kedua berasal dari SMK Negeri 2 Jepara yang mempresentasikan karya kreatif berupa coffee table/meja kopi. Coffee table yang dibuat oleh sekolah memiliki kekhasan yaitu mengeksplorasi potensi kekayaan alam dan destinasi wisata yang dapat ditemukan di Jepara dalam bentuk diorama pada coffee table. Sehingga selain memiliki bentuk yang kreatif, produk ini juga sarat nilai dan makna kedaerahan yang kuat.

Sedikit berbeda, SMK Negeri 10 Bandung menyuguhkan produk kreatif berupa oratorium dengan judul “Sasukma Negeri”. Agar dapat menampilkan oratorium ini, siswa harus menguasai teknik ketubuhan, irama, mengenal karakter tari, ragam gerak tari tradisi, hingga menyusun gerakan tari tradisi, modern, dan kontemporer. Sasukma Negeri ini juga berkesempatan disajikan pada Pembukaan Gelar Karya Hasil Pelaksanaan Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi Bidang Seni dan Budaya Tahun 2024 Gelombang 4 dan sukses mendapatkan standing ovation dari seluruh penonton.

Terakhir, SMK Negeri 6 Surakarta mempertontonkan produk kreatif dalam bentuk iklan layanan masyarakat (ILM) dengan topik pernikahan dini yang berjudul “JARENE” dari konsentrasi keahlian Broadcasting dan Perfilman. ILM ini lahir dari kekhawatiran akan meningkatnya permohonan dispensasi di pengadilan dari orang tua agar anak-anaknya dapat dinikahkan di bawah umur. ILM ini akan dipublikasikan melalui kerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) kota Surakarta untuk memperluas kampanye dan memperkuat dampak sosialnya.

Cahya Yuana, S.Sos., M.Pd. selaku Ketua Kelompok Kerja Sistem Informasi, Pengembangan Inovasi, dan Kemitraan menyampaikan apresiasinya terhadap delapan sekolah binaan yang telah berhasil mengembangkan TEFA dan produk kreatif. Cahya juga mengungkapkan, “Semoga dengan dipublikasikannya karya kreatif dari sekolah, apresiasi dan umpan balik yang diterima sekolah dapat dijadikan bahan evaluasi agar  karya dan produknya dapat terus dikembangkan sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang ada.” (Nan)

 


© 2024 BBPPMPV Seni dan Budaya.
Developed by PT Kodebiner Teknologi Indonesia.