Memukau, Sajian Wayang Kolosal Karya Guru Vokasi Pedalangan

Pelatihan Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi Gelombang 3 telah berakhir. Sebagai puncaknya, peserta pelatihan menyuguhkan tampilan yang memukau dengan karya Sajian Wayang Kolosal mengambil lakon “Rama Bargawa” berkolaborasi dengan Sanggar Wayang Gogon, Surakarta. Pertunjukan gelar karya berlangsung di Balai Kota Solo pada Senin (14/10/2024) pukul 19.00 WIB.

Herlin07
Dilihat Sebanyak : 66
Bagikan :

Pelatihan Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi  Gelombang 3 telah berakhir. Sebagai puncaknya, peserta pelatihan menyuguhkan tampilan yang memukau dengan karya Sajian Wayang Kolosal mengambil lakon “Rama Bargawa” berkolaborasi dengan Sanggar Wayang Gogon, Surakarta.  Pertunjukan  gelar karya berlangsung di Balai Kota Solo pada Senin (14/10/2024) pukul 19.00 WIB.  

Pjs. Walikota Solo dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Setda Solo menyatakan, Wayang dalam masyarakat jawa masih sangat selaras dengan konsep masyarakat modern. Dalam wayang kita tidak sebatas hanya melihat konten semata namun dapat mengambil tuntunan dan tatanan atau hikmah dari lakukan yang dimainkan. Sehingga kita mampu menjawab tuntutan yang ada dan yang sedang berkembang di masyarakat pada saat ini.

 

Kerjasama antara Sanggar Wayang Gogon dengan BBPPMPV Seni dan Budaya adalah kali pertama untuk kegiatan upskilling dan reskilling, namun kerjasama untuk menghadiri undangan sudah sering sering dilakukan sebelumnya. 

Margono atau yang kerap dipanggil Gogon, Owner dari Sanggar Wayang Gonon mengungkapkan magang peserta diklat dilaksanakan di sanggar 2 yakni berlokasi di Sentra IKM Semanggi Harmony Surakarta dengan lokasi cukup luas untuk berkreasi.

“Dalam menentukan ide, kami berkoordinasi dengan pihak Balai Seni Budaya dengan berbagai versi yang  jarang diangkat di publik  dan lakon yang langka. Yang pada akhirnya kami mengambil lakon Rama Bergawa. Bagi kami karakter ini berjiwa ksatria sampai menjadi seorang brahmana hingga menemukan identitas menjadi sosok Rama Bergawa yang berbakti kepada orang tua” ungkap Gogon. 

Dalam prosesnya, hal yang dilakukan yakni menyatukan persepsi siapakah Rama Bargawa, bagaimana model kolaborasi  dengan rekan-rekan yang di sanggar mulai dari anak – anak hingga mahasiswa kemudian disatukan dalam pagelaran kolosal. 

Dalam setiap karya akan dipadukan dengan gerak tari, gerak wayang dan karawitan yang disajikan dengan model wayang sinema yakni penampilan wayang di balik layar, jadi penonton hanya melihat siluet atau bayangan wayang dari balik layar. Kali ini  peserta diklat pedalangan akan berkolaborasi dengan jumlah 138 personil atau seniman. 

Gogon berharap kerjasama ini terus berlangsung yang akan menghasilkan kolaborasi yang luar biasa. “Saya berharap kepada peserta setelah pulang dari tetap terus belajar bersama, berkembang dan menuangkan ide kreatif di lingkungan dan sekolah untuk regenerasi dan menularkan  wayang supaya mencintai budaya terutama wayang. 

I Made Sukadana, Guru dari SMKN 3 Sukawati, Bali merasa bahagia selama mengikuti diklat di BBPPMPV Seni dan Budaya dan Magang di Sanggar Wayang Gogon. Banyak pengalaman yang menarik, menambah wawasan yang mana I Made adalah anggota komunitas pedalangan Bali yang secara tradisi berbeda dengan pertunjukan wayang jawa. Ada hal-hal baru yang dapat yang membuat imajinasi untuk berkembang. Menurutnya dalam proses kolaborasi di sanggar banyak hal yang dipelajari terutama dalam menjalin komunikasi yang mana anggota sanggar terdiri dari berbagai macam usia mulai dari anak-anak hingga dewasa. “Terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya untuk Balai Besar Seni Budaya telah menyelenggarakan Diklat  Upskilling dan reskilling dengan baik dan tepat sasaran. Dari awal saya mengikuti sampai akhir, penyajian materi- materi sangat sehingga dalam proses diklat kebermafaatan sangat tinggi. Didukung pemilihan DUDI sangat “relate” sangat erat kaitannya dengan produk pewayangan.”

Selama berkegiatan magang,peserta tidak hanya belajar bagaimana menyajikan pertunjukan yang baik namum juga belajar manajemen, bagaimana mengolah wayang dari produksi hingga pemasaran produk. Banyak cara untuk mengembangkan seni pedalangan baik secara formal maupun non formal. Bagaimana wayang dapat disajikan sesuai dengan perkembangan zaman terutama seniman muda, sehingga wayang masih tetap terjaga eksistensinya sehingga dapat diminati oleh berbagai kalangan. (Ari)

 


© 2024 - 2025 BBPPMPV Seni dan Budaya.
Developed by PT Kodebiner Teknologi Indonesia.