MENJADI tahun ke 3 bagi Siti Rohana, mengikuti pelaksanaan Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi Seni Budaya yang digelar oleh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya Gelombang 1. Baginya kegiatan pada tahun ini dirasa sangat berbeda dengan tahun sebelumnya yang membuatnya terisak tangis.
Dirasa berbeda baginya, mengingat dirinya selalu merayakan hari raya bersama dengan keluarga, dan pada tahun ini tepat di peringatan hari Idul Adha Rohana kali pertama jauh dari keluarganya, ini yang membuatnya merasa sedih, terisak menahan tangis.
Berasal dari SMKN 4 Lhouksemawe, Siti Rohana bersama 15 peserta lain mengikuti materi demi materi yang disampaikan dengan antusias.
Pada produk selendang Rohana, mengambil motif rencong dengan posisi ke bawah, yang berarti lebih bersahabat atau perdamaian.
Menurut Rohana rencong merupakan alat peperangan yang digunakan pada jaman dahulu, sekaligus menjadi ciri khas dari daerah Aceh, serta menjadi aksesories bagi pria.
“Dengan rencong dengan posisi kebawah, saya ingin menggambarkan rasa perdamaian atau persahabatan, ujar Rohana
Tidak hanya rencong, ormanen pintu khas aceh pun dia torehkan. Menggunakan pewarna alam yang berasal dari kayu, yaitu kayu tingi dan jelawe, proses pembuatan selendang miliknya memerlukan waktu 7 hari.
Dalam pengembangan seni kriya tekstil di SMKN 4 Lhouksemawe menurut Rohana terkendala pada pasokan bahan alat susah, serta ongkos kirim yang tidak sedikit.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini dirasa sangat berbeda bagi Rohana, karena pada tahun ini dirinya harus melakukan magang di DUDI, dna harapannya ilmu yang di DUDI pasti akan lebih lagi tentang batik.
Mampu menghasilkan 2 buah karya, berupa selendang dan bahan sandang atau kain batik menjadi harapan dari Dra. Wiwik Pudiastuti, M.Sn., selaku Widyaiswara Kriya Tekstil, tak terkecuali bagi Rohana.
Ditambahkan Wiwik dari 15 peserta yang hadir, diharapkan nantinya mampu mengembangkan batik ini dimasing-masing daerah, sesuai dengan potensi serta motif masing-masing daerah, sehingga bisa diminati orang sekitar.
“Ketika melaksnakan magang di DUDI, nantinya peserta akan mampu menghasilkan 2 buah karya berupa bahan sandang dengan teknik cap dengan pewarna sintesis.” Tambahnya
Setelah melakukan pelaksanaan kegiatan Upskilling dan Reskilling di BBPPMPV Seni dan Budaya, Wiwik berharap sekembalinya kesekolah peserta mampu mendesiminasikan ke masing-masing konsentrasi keahlian, serta menindak lanjuti dengan adanya bukti pembelajaran baik dokumen ataupun video sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh BBPPMPV Seni dan Budaya. (Herlin).