Tarian tersebut ditampilkan oleh guru dan siswa SMK Negeri 1 Seni dan Industri Kreatif Asmat yang tengah mengikuti program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di BBPPMPV Seni dan Budaya. Tarian yang melibatkan sebanyak 18 orang penari tersebut merupakan persembahan untuk para guru peserta kegiatan Upskilling dan Reskilling Gelombang II yang berasal dari berbagai daerah di nusantara.
“Tarian ini merupakan tarian dari Timur untuk nusantara. Tarian ini diciptakan untuk mengenang pengukir pertama Suku Asmat,” terang salah seorang penari.
Suku Asmat memang dikenal memiliki keterampilan ukir-mengukir. Suku Asmat meyakini bahwa pengetahuan dan keahlian mereka dalam mengukir berasal dari nenek moyang yang bernama Fumiripitsy.
Tarian yang diiringi oleh tabuhan tifa tersebut menampilkan para penari yang mengenakan pakaian tradisional yang terbuat dari daun dan bulu burung. Selain pakaian tradisional, para penari juga menghiasi tubuh mereka dengan melukis beberapa bagian tubuh seperti lengan, kaki, dada, dan punggung menggunakan cat merah, putih, dan hitam. Kedelapanbelas penari bergerak lincah dan kompak menampilkan berbagai gerakan menarik.
Tarian tersebut mengundang decak kagum dari seluruh hadirin. Untuk mengenang persembahan istimewa tersebut, banyak peserta yang mengabadikan momen tersebut dalam bentuk foto dan video selama tarian ditampilkan. Setelah tarian selesai ditampilkan, riuh tepuk tangan dari seluruh hadirin sebagai bentuk apresiasi untuk para penari yang telah menampilkan tarian istimewa tersebut.