BALAI Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya menggelar kegiatan Seminar bertajuk Tantangan Guru Kejuruan SMK Bidang Seni dan Ekonomi Kreatif dalam Era Merdeka Belajar, Selasa (29/11/22). Kegiatan yang berlangsung di Cavinton Hotel Yogyakarta dibuka secara resmi oleh Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Dr. Drs. Wardani Sugiyanto, M.Pd.
Kegiatan Seminar ini dihadiri oleh 330 peserta yang terdiri dari peserta peningkatan kompetensi guru produktif, Kepala BBPPMPV, Kepala Sekolah, dan Perwakilan Guru SMK
Pada laporannya pelaksanaan kegiatan Kepala BBPPMPV Seni dan budaya Dr. Dra Sarjilah, M.Pd. mengungkapkan bahwa terselenggaranya Seminar ini diantaranya membedah makna merdeka belajar bagi guru SMK, dan mengidentifikasikan tantangan merdeka belajar bagi guru SMK.
Sementara itu pada kesempatan yang sama Wardhani dalam sambutannya mengatakan dengan update komunitas belajar dan industri menjadi salah cara untuk Menyiapkan anak memasuki dunia seni budaya.
“Updatelah komunitas belajar, dan industri” ujar Wardhani.
Selain itu Wardhani menambahkan dengan merdeka belajar peluang guru seni budaya sangat besar dalam menyiapkan anak memasuki dunia seni budaya, bagaimana mereka bisa mengeksplor potensi secara maksimal, dan kuncinya ada pada kurikulum merdeka.
Pihaknya juga mendukung penuh, dan berharap guru mampu meningkatkan kompetensinya, agar bisa dikembangkan.
Memasuki sesi pertama Seminar diisi oleh Ir. Hotma Prawoto Sulistyadi, M.T., IP-MD Penasihat Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia, yang membawakan topik Pendidikan Vokasi, Prospek dan Tantangannya di dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang Tangguh-Kreatif-Inovatif untuk Indonesia yang lebih baik.
Disampaikan Hotma dalam paparannya yang perlu dilakukan dalam membangun kognitif untuk mendukung softskill peserta didik agar memiliki daya juang yang harus kita lakukan sebagai tenaga pendidik diantaranya meningkatkan harkat martabat manusia, serta memberikan kontribusi pada upaya-upaya yang terkait dengan kebutuhan manusia di dalam membangun kemartabatannya.
“Untuk melihat prospek pendidikan Vokasi ke depan perlu adanya perubahan mindset” ujar Hotma.
Pada sesi kedua Dr. Hadjar Pamadhi, M.A.Hons. Pengajar Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, UNY menjadi pemateri berikutnya, dengan paparan Ko-Eksistensi Guru Seni dalam Pengembangan Seni dan Ekonomi Kreatif Konteks Merdeka Belajar
Diutarakan Hadjar membangun ekonomi kreatif meliputi 5 hal, yaitu cultural heritage, act, creativity, economy dan virtual market.
Ditambahkan Hadjar bahwa kreativitas (creativity) mendasari ekonomi berbasis pengetahuan
Sementara itu, pada paparannya pada sesi ketiga Koordinator Widyaiswara BBPPMPV Seni dan Budaya Sito Mardowo, S.Sn., M.Pd, mengungkap tentang Pengembangan Pembelajaran di SMK Seni Pertunjukan.
Diungkapkan Sito bahwa paparan ini berlatar belakang dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada dunia kerja sekarang ini membawa konsekuensi terhadap meningkatnya kompetensi tamatan SMK.
“Bagaimana cara menentukan trend product yaitu melakukan pengamatan dinamika trend pertunjukkan, dan expert judgement (DUDI)” Ungkap Sito.
Pada sesi terakhir Fariduddin, S.Sn. Kepala SMK Raden Umar Said Kudus membawakan paparan Pengembangan SMK dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan
“Seminar Butuh eksistensi, ungkap Fariduddin.
Setelah materi dipaparkan oleh masing-masing narasumber, peserta masih sangat antusias dalam mengikuti jalannya Seminar, hal ini terbukti dengan adanya sesi tanya jawab pada kesempatan itu. (Herlin)
Report